Welcome to My Blog ... Hopefully Can Work for You All and Do not Forget His comments!!! ^ _ ^

Kamis, 18 November 2010

DUA FAKTOR UTAMA DALAM MENUNJANG SWASEMBADA DAGING TAHUN 2014

Sub sektor peternakan memiliki peranan penting dalam kehidupan dan pembangunan sumberdaya manusia Indonesia. Peranan ini dapat dilihat dari fungsi produk peternakan sebagai penyedia protein hewani yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia. Oleh karenanya tidak mengherankan bila produk-produk peternakan disebut sebagai bahan pembangun dalam kehidupan ini. Peningkatan kesejahteraan masyarakat akan diikuti dengan peningkatan konsumsi produk-produk peternakan, yang dengan demikian maka turut menggerakan perekonomian pada sub sektor peternakan.
Namun kenyataannya menunjukkan bahwa konsumsi produk peternakan masyarakat Indonesia relatif rendah. Padahal dewasa ini,  persaingan dan pertarungan ketat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sangat ketat. Untuk memenangkan pertarungan ini maka dibutuhkan manusia-manusia cerdas dan kuat. Hal ini bisa dipenuhi dengan konsumsi protein hewani yang memadai. Konsumsi produk peternakan pada tahun 2008 berdasarkan data dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jambi mengalami peningkatan yang cukup  signifikan yaitu konsumsi daging 6,79 Kg/kapita naik menjadi 7,29 Kg/Kapita dan konsumsi telur 3,92 Kg/kapita menjadi 4,01 Kg/Kapita.
Salah satu program pemerintah untuk meningkatkan  produksi dan konsumsi produk peternakan khususnya daging adalah program swasembada daging  nasional tahun 2014 yang merupakan tindak lanjut dari program Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang dicanangkan pada pertengahan tahun 2005.
Terdapat kontraversi mengapa impor sapi dan daging menjadi salah satu jalan pintas untuk memenuhi kebutuhan daging dalam negeri untuk jangka pendek. Kebijakan tersebut diambil agar tidak terjadi pemotongan sapi dalam negeri yang menjurus kepada pengurasan induk ternak. Pada saat yang bersamaan harus juga didorong pengembangan peternakan sapi secara intensif dan terprogram.
Selanjutnya pelarangan Pemotongan betina produktif merupakan langkah yang efektif untuk menjaga/mengontrol populasi sapi dalam negeri. Menekan pemotongan betina produktif  dilakukan dari berbagai jalur, mulai dari jalur tataniaga sapi potong hingga di tempat-tempat pemotongan hewan. Salah satu kelemahan kita adalah bahwa pemotongan ternak tidak dilakukan di tempat pemotongan yang semestinya, yaitu di Rumah Potong Hewan (RPH). Pemotongan yang tidak dilakukan di RPH menyebabkan pengawasan menjadi kurang intensif sehingga tidak ada jaminan bahwa ternak sapi yang dipotong bukan betina produktif.
Hal lain yang juga strategis adalah perbaikan performans mencakup perbaikan pakan, bibit dan pemeliharaan. Untuk menunjang ini diperlukan penyediaan tenaga teknis dan ahli dalam bidang ternak sapi potong. Peran Dinas Peternakan dan lembaga pendidikan terkait seperti Universitas Jambi  sangat dibutuhkan. Dengan adanya perbaikan ketiga hal ini maka percepatan pertambahan populasi ternak melalui percepatan umur beranak pertama dan memperpendek jarak antar kelahiran akan terpenuhi secara nyata
Apabila kedua langkah strategis dilaksanakan dengan baik kemungkinan besar swasembada dapat dicapai pada tahun 2014 nanti.
Sumber : (Yenni Rozalina,S.Pt,M.Si)

1 komentar:

Berly Masri Wiska Putra mengatakan...

menurut saya apayang disampaikan oleh ibuk Yenni Rozalina,S.Pt,M.Si sangat bagus & tepat Dalam upaya menunjang swasembada daging 2014...tapi menurut saya ada satu hal lagi yang penting dalam menunjang swasembada daging 2014 yaitu surveilans berbagai penyakit pada sapi serta pengendalian berbagai penyakit pada sapi berdasarkan hasil surveilans.

Posting Komentar